Senin, 30 September 2013

Haruskah?

Pagi dimulai lagi.Sebuah pmikiran datang ke otakku. Haruskah aku  bersekolah pagi ini? Mengulang hari yang sama lagi dan lagi? Haruskah aku masuk sekolah dan menjadi mesin belajar yang licik? Yang rela melakukan apapun demi menjadi nomor satu bahkan dengan menjatuhkan sahabat sendiri?
Siapa pula yang memaksa kita untuk memahami dan mengerti semua pelajaran, bahkan yang kita benci & kita tidak mampu memahaminya sebesar yang dilakukan orang lain?
Pihak sekolah kah? Atau orang tua? Untuk apa?
Mereka berkata bahwa itu berguna untuk masa depan. Buktinya? Banyak sarjana yang menjadi pengangguran. Banyak pekerjaan yang tidak membutuhkan fisika, matematika, kimia, biologi, dan pelajaran-pelajaran rumit lainnya serumit yang telah diajarkan. Yang penting hanya pelajaran dasar, dan beberapa pelajaran yang memang diinginkan. Bukankah jika kita menyukai pelajaran itu, pelajaran tersebut makin mudah dipahami? Bukankah jika pada akhirnya ilmu tersebut tidak dibutuhkan, yang ada hanya kesia-siaan?
Sekali lagi, pertanyaan “Siapa yang memaksa kita menjadi mesin belajar?”, “Mengapa kita harus mengerti semua pelajaran bahkan yang kita mampu?, dan “Haruskah kita menjadi mesin belajar yang licik?” muncul di otak. Sesungguhnya untuk apa itu semua.
JANGAN MENJADIKAN KAMI SEBAGAI ALASAN!
Banyak orang dewasa yang mnjadikan anaknya boneka sekolah. Iya boneka. Mereka terpaksa memahami semua pelajaran agar ia disayang dan tidak tersakiti. Apakah ada manusia yang rela disakiti baik fisik maupun batinnya?
Untuk alasan itukah? Apa itu tidak kejam? Jika ia dipaksa menjadi boneka, apa tidak mmbuatnya stress?
Sekali lagi, JANGAN JADIKAN KAMI ALASAN!
“Agar anak kami mampu untuk naik keas dan masuk perguruan tinggi negeri favorit”. Untuk apa? Jika jurusan yang diinginkan tidak membutuhkan pelajaran yang rumit, lalu bukankah pelajaran yang sudah dipelajari bertahun-tahun lamanya menjadi sia-sia?
Jelaskan pada kami, para boneka dan mesin belajar, untuk apa semua yang kami pelajari jika pada akhirnya tidak kami gunakan?

Kumohon , jangan jadikan kami sebagai alasan. Kami tidak suka hal itu.

Tanty K. Safira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar